Kabupaten Barito Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, dengan ibu kota Muara Teweh. Kabupaten ini berdiri pada tanggal 29 Juni 1950. Kabupaten ini dipimpin oleh Bupati : Ir. H. Achmad Yuliansyah, MM. dan Wakil Bupati : Drs. Oemar Zaki Hebanudin. Semboyan kabupaten ini adalah "Iya Mulik Bengkang Turan". Kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar 120.607 jiwa dengan klasifikasi 62.439 laki-laki dan 58.168 perempuan serta jumlah Rumah Tangga sebanyak 30.445 KK (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) ini terdiri atas 6 kecamatan, 93 desa dan 10 kelurahan, yaitu:
Gunung Purei
Gunung Timang
Lahei
Montalat
Teweh Tengah
Teweh Timur
Posisi Kabupaten Barito Utara pada 114° 27’ 00” – 115° 49’ 00” Bujur Timur dan 0° 58’ 30” Lintang Utara – 1° 26’ 00” Lintang Selatan. Wilayah Barito Utara meliputi pedalaman daerah aliran Sungai Barito yang terletak pada ketinggian sekitar 200-1.730 m dari permukaan laut. Bagian selatan merupakan dataran rendah dan bagian utara merupakan dataran tinggi dan pegunungan. Potensi terbesar kawasan ini ada pada sektor kehutanan, pertambangan (batubara dan emas), sedangkan untuk sektor perkebunan adalah kelapa sawit dan karet. Sektor kehutanan dan perkebunan karet sudah cukup lama turut menyumbang pemasukan bagi negara sedangkan sektor pertambangan seperti tambang emas juga memberi andil yang cukup besar.
Kabupaten Barito Utara dalam sektor pariwisata mempumyai beberapa potensi wisata, baik wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya dan taman rekreasi remaja. Antara Lain seperti: Air Terjun Jontur Doyam berada di Jl. Muara Teweh-puruk Cahu, Cagar Alam Pararawen di Desa Pararawen Kecamatan Teweh Tengah, Dam Trinsing di Desa Pararawen Kecamatan Teweh Tengah, Taman Rekreasi Remaja di Kota Muara Teweh, Liang Pandan di S. Lemo Kecamatan Teweh Tengah, Dam Trahean di Desa Trahean Kecamatan Teweh Tengah.
Betang Benao di Desa Benao Kecamatan Lahei.
Sebagai kota air, Muara Teweh menyuguhkan pemandangan Wisata Alam yang unik berupa rumah apung yang cukup banyak, berderet di sepanjang tepian Sungai Barito. Jenis rumah semacam ini dapat dianggap sebagai kearifan lokal dalam menghadapi bahaya banjir. Juga menyuguhkan panorama sungai Barido. Kota Air Muara Teweh ,merupakan Ibu Kota Kabupaten Barito Utara yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Dayak Bakumpai, subetnis Dayak di Barito yang memeluk agama Islam. Kota kecil yang dikelilingi hutan dan bentuknya memanjang mengikuti aliran sungai ini merupakan satu-satunya kota ramai di daerah pedalaman Sungai Barito, yang membelah Pulau Kalimantan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, hingga Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.(Berbagai Sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar